- Apa yang kita lihat
- Apa yang kita dengar
- Apa yang kita kecap
- Apa yang kita sentuh
- Apa yang kita cium
- Apa yang kita lakukan
Lebih teliti lagi, Vernon A. Magnessen menyebutkan bahwa:
- 10% dari apa yang kita baca
- 20% dari apa yang kita dengar
- 30% dari apa yang kita lihat
- 50% dari apa yang kita dengar dan lihat
- 70% dari apa yang kita katakan
- 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan
Dari semua keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sejak lahir setiap individu normal sudah mempunya kemampuan untuk menyerap informasi (belajar). Yang membedakan yaitu kemampuan otak menyerap informasi tersebut. Ada yang bisa langsung faham dan ada juga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyerap informasi tersebut. Ada yang mempunyai daya serap tinggi dan ada juga yang mempunyai daya serap rendah. Tidak ada individu yang bodoh... semua tergantung kemauan kita, mau belajar atau tidak.
Untuk pola belajar, kita bisa memasang strategi untuk belajar berdasarkan kelemahan kita. Jika kita lemah dalam membaca, pusatkan kemampuan kita pada pendengaran dan penglihatan. Utarakan semua materi yang kita dapat melalui lisan kita, belajar untuk menyampaikan... setelah itu coba praktekkan. Pahami kelemahan dan kelebihan kita, fokuskan pola belajar berdasarkan kelebihan kita.
Kalaupun tidak mengerti, jangan sungkan... bertanyanyalah. Jangan merasa kalau kita menanyakan sesuatu berarti kita bodoh. Semuanya butuh proses...
"Satu-satunya pertanyaan bodoh adalah pertanyaan yang tidak anda lontarkan" (Paul Mac Cready)
Tetapi ingat, ada pula pepatah yang mengatakan "Malu bertanya sesat dijalan, banyak bertanya malu-maluin". Bertanyalah seperlunya, kasih kesempatan otak kita untuk berfikir...
Terus berkarya dan semoga bermanfaat...