Sekolah Atau Pusat Bimbingan Belajar???

Download Luar Kampus App Launcher V.1.0 untuk Android.

DMCA.com Protection Status
Sekolah Atau Pusat Bimbingan Belajar

Memang, ide ujian nasional yang datang dari Pusat adalah ide yang bagus tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun, dalam prakteknya di lapangan, membuat tenatag pendidik terutama guru, secara sadar atau tidak sadar menjadi lupa “spirit” sekolah sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya membangun kemampuan kognitif, tapi lebih jauh membangun insan sebagai pribadi yang utuh. Seandainya Bapak Pendidikan Nasional kita (Ki Hajar Dewantara) tahu, maka ia akan menangis. Mungkin sekarangpun ia menangis di alam sana. Kita tahu, bahwa ia membagi lembaga pendidikan kedalam tiga klasifikasi. Pertam adalah rumah sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama. Yang kedua adalah sekolah dan yang ketiga adalah masyarakat. Nah, coba Anda bayangkan mau akan seperti apa generasi penerus ke depan kalo:
  • Ketika di rumah, mereka tidak mendapatkan keteladanan yang baik dari anggota keluarga karena mungkin ornag tuanya sibuk bekerja atau karena kurangnya pengetahuan akan cara mendidik yang baik;
  • Ketika di sekolah, terjadi “pembodohan” karena mereka hanya menjadi penerima informasi dengan segala tekanan dan aturan serta metode yang membosankan. Untuk lulus ujian nasionalpun harus dibantu “oknum guru” sebagai tim sukses UN yang mencoba memberitahu kunci jawaban. Untuk lulus UN, juga sekolah terpaksa menjadi Pusat Latihan Mengerjakan Soal atau Pusat “Bimbel”.
  • Sampai di masyarakat, mereka mendapatkan model kinerja bangsa ini yang penuh korupsi, kolusi dan nepotisme. Berita keterpurukan, kejahatan, kemewahan, sinetron yang gak rasional dan lain-lain menjadi tontonan dan sekaligus model bagi generasi kita.
Wowwww! Pantas kalo Ki Hajar Dewantara pun MENANGIS di alam sana … Saya berharap, para pengambil kebijakan mulai memikirkan suatu kebijakan yang berpijak pada filosofi yang benar. Bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan, bahwa manusia tidak hanya memiliki unsur kognitif saja (surface competency), tapi termasuk core competency yang meliputi kemampuan sosial, emosi, dan sipritual, bahwa pembelajaran harus lebih bersifat konstruktifistik dan berpusat pada siswa, dan lain-lain. Sehingga kebijakan yang diambil lebih komprehensif (sistemik) tidak parsial an bahkan kontraproduktif seperti saat ini.
Bagaimana menurut Anda?
(Fakultas Luar Kampus)

Silahkan baca juga :



Apabila ada link yang error, tolong di informasikan bersama dengan komentar anda. Terimakasih...

0 comments :

Post a Comment