Mengapa manusia membutuhkan pendidikan? Jika merujuk pada definisi yang dipahami, maka kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan sebuah kebutuhan primer. Herbert Spencer, seperti dikutip dari Jumransyah, mengemukakan bahwa pendidikan adalah mempersiapkan manusia untuk hidup sempurna.[1]
Kebutuhan manusia terhadap pendidikan merupakan kebutuhan asasi dalam rangka mempersiapkan setiap insan sampai pada suatu tingkat di mana mereka mampu menunjukkan kemandirian yang bertanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Dalam konteks ini, pendidikan melatih manusia untuk memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik dalam berinteraksi dengan lingkungan (baik dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan alam). Prof.John S.Brubacher, mengemukakan: bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses penyesuaian diri secara timbal balik dari seseorang dengan manusia lainnya dan dengan lingkungannya.[2]
Dari ungkapan Brubacher tadi, jelas bahwa dengan adanya penyesuaian-penyesuaian tersebut akan membawa manusia kepada terbentuknya suatu kemampuan dan peningkatan kapasitas individual yang secara perlahan menunjukkan adanya perubahan-perubahan. Dalam konteks pendidikan, perubahan-perubahan tersebut merupakan proses yang terjadi pada potensi yang telah ada, untuk selanjutnya menjadi nyata, berkembang dan menjadi lebih baik.
Sejalan dengan pendapat di atas, M.J.Adler, mengemukakan bahwa pendidikan pada manusia bertujuan untuk melatih dan membiasakan manusia sehingga potensi, bakat dan kemampuannya menjadi lebih sempurna.[3] Ini menggambarkan bahwa manusia membutuhkan pendidikan untuk menjadikan manusia lebih baik, lebih maju dan lebih sempurna.
Berbagai pendapat yang mengemukakan kebutuhan manusia akan pendidikan yang telah dikemukakan di atas, bermuara pada satu pandangan bahwa melalui pendidikan, manusia membuktikan diri sebagai makhluk yang paling sempurna, dari sebelumnya hanya memiliki potensi (yang belum memiliki arti apa-apa), tetapi dengan pendidikan mereka berkembang menjadi lebih sempurna dan terus menyempurnakan diri. Firman Allah dalam QS. An-Nahl: 78
Terjemahnya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Firman Allah Swt., di atas menggambarkan keadaan manusia yang belum tahu apa-apa (karena hanya memiliki potensi), tetapi dengan belajar dari mendengar, belajar dari mengalami, belajar dari apa yang mereka lihat, dan dengan menggunakan kekuatan akal, pikiran dan hati, manusia kemudian menjadi paham, mengerti dan memahami. Pendidikan menjadikan semua potensi manusia berkembang dengan baik.
[1] Jumransyah dan Abdul Malik KA., Pendidikan Islam, Menggali “tradisi” Mengukuhkan Eksistensi,cet.1, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), h.12
[2] John S.Brubacher, Modern Philosophies of Education, 4th edition (New Delhi, Tata Mc Grow Hill Publishing Company Ltd., 1981), h. 371
[3] Jumramsyah, op.cit., h.14
[2] John S.Brubacher, Modern Philosophies of Education, 4th edition (New Delhi, Tata Mc Grow Hill Publishing Company Ltd., 1981), h. 371
[3] Jumramsyah, op.cit., h.14
0 comments :
Post a Comment